Senin, 05 Maret 2012

Panduan Analisis Butir Soal - 1



A.   Pengertian

Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Nitko, 1996: 308). Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu, tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan (Aiken, 1994: 63). Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya di antaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru.

Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapat menganalisis secara kualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dan kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya (Anastasi dan Urbina, 1997: 172) atau prosedur peningkatan secara judgment dan prosedur peningkatan secara empirik (Popham, 1995: 195). Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya.

Jadi, ada dua cara yang dapat digunakan dalam penelaahan butir soal yaitu penelaahan soal secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik ini masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu teknik terbaik adalah menggunakan keduanya (penggabungan). Kedua cara ini diuraikan secara rinci dalam buku ini.

B.     Manfaat Soal yang Telah Ditelaah

Tujuan utama analisis butir soal dalam sebuah tes yang dibuat guru adalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran (Anastasi dan Urbina, 1997:184). Berdasarkan tujuan ini, maka kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah: (1) dapat membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan, (2) sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa di kelas, (3) mendukung penulisan butir soal yang efektif, (4) secara materi dapat memperbaiki tes di kelas, (5) meningkatkan validitas soal dan reliabilitas (Anastasi and Urbina, 1997:172). Di samping itu, manfaat lainnya adalah: (1) menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan, (2) memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagai dasar untuk bahan diskusi di kelas, (3) memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa, (4) memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum, (5) merevisi materi yang dinilai atau diukur, (6) meningkatkan keterampilan penulisan soal (Nitko, 1996: 308-309).

Linn dan Gronlund (1995: 315) juga menambahkan tentang pelaksanaan kegiatan analisis butir soal yang hiasanya didesain untuk menjawab pert anyaan-pertanyaan berikut ini.
(1) Apakah fungsi soal sudah tepat? (2) Apakah soal ini memiliki tingkat kesukaran yang tepat? (3) Apakah soal bebas dari hal-hal yang tidak relevan? (4) Apakah pilihan jawabannya efektif? Lebih lanjut Linn dan Gronlund (1995: 3 16-318) menyatakan bahwa kegunaan analisis butir soal bukan hanya terbatas untuk peningkatkan butir soal, tetapi ada beberapa hal, yaitu bahwa data analisis butir soal bermanfaat sebagai dasar: (1) diskusi kelas efisien tentang hasil tes, (2) untuk kerja remedial, (3) untuk peningkatan secara umum pembelajaran di kelas, dan (3) untuk peningkatan keterampilan pada konstruksi tes.

Berbagai uraian di atas menunjukkan bahwa analisis butir soal adalah: (1) untuk menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya; (2) untuk meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh soal, serta meningkatkan pembelajaran melalui ambiguitas soal dan keterampilan tertentu yang menyebabkan peserta didik sulit. Di samping itu, butir soal yang telah dianalisis dapat memberikan informasi kepada peserta didik dan guru seperti contoh berikut ini.

DATA KEMAMPUAN PESERTA DIDIK

NAM A
SISWA
NOMOR SOAL*
SKOR
TOTAL#
KETERANGAN
5
10
2
6
9
2
7
3
8
4
A
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
7
Normal
B
I
1
1
1
1
0
1
0
0
0
6
Normal
C
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
5
Mengantuk dll.
D
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
4
Menebak
E
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
3
Lamban, berat
JUMLAH
4
3
4
3
2
2
2
1
2
2



Keterangan:
1 = soal yang dijawab benar
0 = soal yang dijawab salah
* Soal disusun dari soal yang paling mudah sampai dengan soal yang paling sukar
# Disusun dari skor yang paling tinggi sampai dengan skor paling rendah
Dari data di atas seperti soal nomor 3, 8, dan 4 (hanya dapat dijawab benar oleh 1, 2, dan 2 peserta didik) dapat memberikan informasi kepada guru atau pengawas tentang materi soal itu yang telah diajarkan kepada peserta didik. Mereka dapat memperbaiki diri berdasarkan informasi/data di atas. Informasi itu misalnya berupa 10 pertanyaan introspeksi diri atau penilaian diri seperti berikut ini.

PENILAIAN DIRI

NO
ASPEK YANG DITANYAKAN
YA
TIDAK
1.
Apakah guru membuat persiapan mengajar khususnya materi yang bersangkutan?


2.
Apakah guru menguasai materi yang bersangkutan?


3.
Apakah guru telah mengajarkan secara maksimal materi yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik?


4.
Apakah perilaku yang diukur pada materi yang ditanyakan dalam soal itu sudah tepat (harus dikuasai siswa)?


5.
Apakah materi yang ditanyakan merupakan materi urgensi, kontinyuitas, relevansi, dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi?


6.
Apakah guru memiliki kreativitas dalam memelajarkan materi yang bersangkutan?


7.
Apakah guru mampu membangkitkan minat dan
kegiatan belajar peserta didik khususnya dalam
membelajarkan materi yang bersangkutan?


8.
Apakah guru telah menyusun kisi-kisi dengan tepat sebelum menulis soal?


9.
Apakah guru menulis soal berdasarkan indikator
dalam kisi-kisi dan kaidah penulisan soal serta menyusun
pedoman penskoran atau pedoman pengamatannya?


10.
Apakah soal nomor 3, 8, dan 4 valid yaitu memiliki daya beda tinggi, tidak salah kunci jawaban, pengecohnya
berfungsi, atau memang materinya belum diajarkan?



          Keterangan: Secara jujur berilah tanda (V) pada kolom Ya dan Tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar